Saturday 30 October 2010

Belajar Menulis Bag. 1

Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide dari pikiran ke dalam rangkaian kata-kata penuh makna. Menulis menjadi salah satu sarana komunikasi dalam menyampaikan pesan dan informasi ke orang lain. Seiring perkembangan zaman telah banyak orang yang menggeluti kegiatan ini, dari yang profesional hingga sekedar menyalurkan hobi atau kesenangan saja.

Sesungguhnya menulis merupakan bakat alami yang dimiliki oleh setiap orang sebagai makhluk yang berpikir. Perkembangan dunia maya sebagai dampak dari derasnya arus informasi telah menjadi bukti dari hal tersebut. Situs dan blog sebagai sarana menulis di dunia maya kian bertambah bak jamur di musim hujan. Begitu pula dengan trend jejaring sosial yang berkembang saat ini, disadari atau tidak telah memunculkan banyak penulis baru. Dengan begitu, menulis kini menjadi gaya hidup masyarakat.

Di sisi lain, masih banyak juga orang yang tidak terjun ke dunia tulis-menulis ini karena berbagai macam alasan. Di antara alasan tersebut misalnya karena tidak tahu, tidak punya waktu, atau merasa menulis merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi diri mereka. Akhirnya bakat menulis yang ada pada diri mereka jadi sia-sia karena tidak tersalurkan.

Berbagai alasan tersebut sesungguhnya bukanlah penghalang besar yang membuat kita tidak menggeluti kegiatan menulis. Ketika ada di antara kita yang belum juga menulis dan mengatakan “saya tidak tahu caranya”, “saya belum tahu teori ini dan teori itu”, “saya tidak tahu harus memulai dari mana”, maka ketahuilah bahwa modal yang pertama dan utama dalam menulis adalah kemauan. Ketika anda memulai menulis saat pertama kali, saat itulah anda telah menjadi penulis bukan saat anda bisa menghasilkan tulisan dengan berbagai macam teori dan teknik penulisan.

Dengan tidak bermaksud menafikan berbagai macam teori dan teknik penulisan untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, tetapi pengalaman membuktikan bahwa para penulis itu memulai karirnya dari kemauan mereka untuk memulai menulis sedangkan orang yang terpaku pada teori dan teknik malah cenderung lambat dan pasif dalam menghasilkan tulisan. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh mas Jonru, seorang penulis, tentang kiat menulis, mengungkapkan sebuah rahasia terbesar dalam dunia menulias adalah otak kanan. Otak kanan merupakan bagian dari otak yang merupakan pusat dari kreativitas sedangkan otak kiri lebih fokus kepada teori-teori. Ketika anda ingin membuat sebuah tulisan, mulailah segera dengan menuangkan segala hal yang ada di pikiran anda tanpa harus mempertimbangkan teori dan teknik apa yang harus digunakan dalam menulis. Jika semua tulisan telah selesai dibuat barulah diterapkan teori dan teknik dalam tulisan tersebut. Inilah kerja dari otak kanan yang mendahului otak kiri. Dengan demikian, boleh jadi anda tidak hanya menghasilkan sebuah tulisan tetapi berbagai macam tulisan sesuai dengan aliran ide-ide di kepala anda yang dituangkan melalui rangkaian kata-kata penuh makna.
Ketiadaan waktu bukanlah sebuah hal yang menjadi kendala. Jika kita perhatikan, menulis bukanlah sesuatu kegiatan yang membutuhkan waktu yang banyak. Kita dapat menulis di sela-sela rutinitas kegiatan kita atau dengan menyediakan waktu khusus dengan menyisihkan sedikit dari waktu kita untuk menulis. Saya jadi teringat dengan hadits Rasulullah yang mengungkapkan bahwa amalan yang dicintai Allah adalah amalan yang sedikit namun rutin dilakukan secara terus menerus. Menulis juga dapat mengikuti pola tersebut. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit seperti jarum jam yang mampu berputar ratusan ribu kali per hari karena rutin bergerap tiap detiknya.

Suatu hal juga yang perlu diingat dalam menulis bahkan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan adalah motivasi. Motivasi akan memberikan semangat dan dorongan bagi kita dalam menulis. Salah satu hal yang dapat menjadi motivasi dalam menulis adalah rajin membaca. Jika kita jarang membaca maka hanya ide-ide lama yang terus berputar dalam pikiran kita yang akhirnya menimbulkan kejenuhan berpikir sehingga membuat kita malas menulis. Dengan rajin membaca akan memberikan banyak masukan bagi pikiran kita sehingga banyak pula yang dapat kita tuangkan dalam tulisan kita.

Ternyata menulis itu mudah, menyenangkan dan bermanfaat ya. Begitulah yang terpikir di benak orang-orang yang memutuskan untuk terjun ke dalam dunia kepenulisan termasuk saya yang penulis pemula dan senantiasa belajar menulis ini. Jadi tunggu apa lagi, mulailah menulis dari sekarang bersama kami.

Readmore »»

Sunday 24 October 2010

Pelajaran Kesabaran dari Pohon

Coba perhatikan pertumbuhan sebatang pohon, mulai dari sebuah benih hingga menjadi sebatang pohon yang besar dan menjulan tinggi. Pertumbuhan itu bukanlah terjadi seketika saja, tetapi sudah menjadi sunnatullah bahwa kejadian yang terjadi di dunia ini membutuhkan sebab dan membutuhkan proses.

Dalam pertumbuhannya, dari sebuah benih hingga menjadi sebatang pohon merupakan sebuah proses yang bahkan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dalam jangka waktu tersebut, sebuah benih harus menghadapi panas teriknya matahari, dinginnya guyuran air hujan, serta kencangnya terpaan angin.

Begitulah proses itu berjalan. Panasnya terik matahari terkadang begitu menyengat, membuat tanah tempat tumbuhnya mengering. Air hujan terkadang turun begitu deras yang bisa merusak tubuhnya bahkan membuatnya layu. Terpaan angin terkadang begitu kencangnya yang sewaktu-waktu dapat menumbangkannya. Hal ini terus dialami selama proses itu yang terkadang membutuhkan waktu yang lama.


Akan tetapi tahukah kita, segala kejadian dalam proses itulah yang membuat sebuah pohon dapat bertumbuh. Pada panas teriknya matahari ada energi cahaya matahari yang dibutuhkan pohon untuk melakukan fotosintesis. Fotosintesis tersebut menghasilkan zat-zat yang dibutuhkan pohon untuk tumbuh.. Pada hujan itu bukankah ada air yang sangat dibutuhkan oleh pohon untuk tumbuh. Terpaan angin akan membuat batang pohon semakin kokoh dan kuat.


Ketika sebuah benih berhasil melalui segala proses yang terjadi hingga tiba waktunya maka daun-daun pun menghijau, bunga-bunga bermekaran, buahnya kian ranum dengan batang yang kokoh menjulang tinggi serta akar yang kuat menghujam ke tanah. Kini benih itu telah menjadi sebuah pohon yang rerimbunan daunnya senantiasa memberikan kesejukan dan keteduhan bagi lingkungan sekitarnya. Oksigen yang dihasilkannya menopang kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Bunga-bunganya yang bermekaran menjadi sebuah pemandangan yang indah serta buahnya yang ranum siap untuk dipetik dan dinikmati kemanisan dan kelezatannya.


Begitulah perjalanan kehidupan sebatang pohon yang kita dapat mengambil pelajaran padanya. Perjalanan kehidupan sebuah benih hingga menjadi sebuah pohon memberikan pelajaran kepada kita bahwa dalam menjalani kehidupan senantiasa membutuhkan proses. Setiap dari kita tentunya memiliki cita-cita dan harapan. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan usaha dan waktu. Cita-cita dan harapan itu tidak dicapai begitu saja dalam sekejap. Dalam usaha mencapainya bukanlah suatu hal yang mudah tanpa kendala, bahkan begitu banyak hal yang akan menjadi rintangannya. Inilah sebuah keniscayaan dalam proses tersebut.


Untuk menghadapi itu semua diperlukan kekuatan hidup yang bernama kesabaran. Kesabaran akan membuat kita memandang proses yang terjadi sebagai sebuah ketentuan Allah yang harus dihadapi. Jika itu adalah ketentuan Allah, maka kita akan ridha dengan segala yang terjadi. Rintangan dan kesulitan yang dialami bukanlah sebagai beban yang membuat kita berputus asa lalu berhenti tapi sebuah isyarat kebaikan dari Allah. Dengan kesulitan itu Allah menghendaki adanya perbaikan dan peningkatan bagi diri kita. Bukankah segala kesulitan yang dialami membuat kita bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kapasitas diri serta memaksimalkan potensi diri kita untuk melaluinya hingga ketakutan berubah menjadi keberanian, kebodohan menjadi kecerdasan, kemiskinan menjadi kekayaan, kelemahan menjadi kekuatan. Hikmah lain dari kesulitan hidup adalah Allah hendak menyucikan diri kita dengan mengampuni dosa-dosa kita.


Ketika tiba waktu yang ditentukan, apa yang Allah kehendaki tidak akan luput dari kita. Barangsiapa mengharapkan kebaikan dan mengusahakannya maka akan mendapatkan kebaikan itu. Terjadinya kepastian itu hanyalah urusan waktu. Hingga waktunya tiba, harapan itu akan terwujud dan kita akan menikmati buah dari apa yang kita usahakan selama ini. Penghidupan yang baik itu pun terwujud melalui ketenangan dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan. Kita pun akan terlahir menjadi pribadi-pribadi kuat, melindungi yang lemah, mengajari yang tidak tahu, member I yang membutuhkan, senantiasa menebarkan manfaat bagi sesama.
Betapa beruntungnya kita yang berhasil memaknai proses kehidupan ini. Kita yang mampu memahami dan mengaplikasikan dalam hidup bahwa ujian adalah bagian dari proses kehidupan. Proses yang mengantarkan kita pada kebahagiaan hakiki dengan menjadi manusia yang terbaik yaitu yang memberikan manfaat bagi yang lain.
Readmore »»

Monday 18 October 2010

Obsesi Akhirat

Dunia dengan berbagai keindahan dan kelezatannya memang sangat menggiurkan dan menjanjikan, maka tak ayal orang yang lemah pondasi imannya akan terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi dunia. Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi.

Karena, siapa saja yang ambisinya akhirat, maka ia akan selalu mengingatnya dalam setiap kondisi di dunia. Anda akan mendapatinya tidak bergembira, tidak bersedih, tidak ridha, tidak marah dan tidak berusaha, kecuali untuk akhirat. Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rizki, berjual beli, bekerja,memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian kondisinya, maka Allah subhanahu wata'ala akan menganugerahinya tiga kenikmatan yaitu:


Pertama, Anugerah Persatuan.
Allah subhanahu wata'ala akan menganugerahinya ketenteraman dan ketenangan, menghimpun pikirannya, mengurangi kelupaannya, menyatukan keluarga nya, menambah rasa kasih antara dia dan mereka, memudahkan mereka untuknya, mempersatukan semua kerabatnya, menghindarkannya dari perpecahan dan pemutusan hubungan rahim. Dengan begitu, seluruh dunia bersatu untuknya. Dunia bersatu untuk kepentingannya dan semua apa yang diinginkannya di dalam berbuat ta'at kepada Allah subhanahu wata'ala.

Kedua, Anugerah Kaya Hati.
Ini merupakan nikmat yang amat besar yang dianugerahkan Allah subhanahu wata'ala khusus bagi hamba yang dikehendaki-Nya. Allah subhanahu wata'ala berfirman,

"Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl:97).


Ibn Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan keridhaan dan kepuasan hati yang tidak lain adalah kaya diri dan kepuasannya dengan apa yang dianugerahkan melalui doa yang sungguh-sungguh.
Kekayaan bukan segala-galanya, bahkan terkadang ada orang yang dibuat letih oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, kita dapati dia selalu ridha, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia tidak tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di dalam mencari (rizki)." Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima, yang dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktunya untuk dunia.


Ke tiga, Dunia Datang dan Cinta Kepadanya.
Dunia ini memang aneh; bila anda kejar, ia akan lari tetapi bila anda berpaling darinya, ia akan mengejar anda, dan ini sesuatu yang sudah terbukti. Banyak orang shalih menyebut kondisi mereka dengan dunia, "Kami sibukkan diri dengan urusan dien, lalu dunia pun menyongsong kami."
Sebaliknya, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala sesuatu ia jadikan demi dunia; seperti ridha, marah, senang, benci, ceria, bicara, mencela dan sebagainya, maka orang yang kondisinya demikian akan diberi hukuman oleh Allah subhanahu wata'ala dengan tiga hukuman yang disegerakan:

Pertama, Mencerai-beraikan Persatuannya.
Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai-berai, pikirannya kacau, banyak cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja.

Kedua, Dilanda Kefakiran.
Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuat nya semakin letih, sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang bersifat hura-hura, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan.

Ketiga, Dunia Lari Darinya.
Ia mencarinya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum; namun setiap diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu berkata, "Ambisi dunia adalah kegelapan di hati, sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati." Dalam masalah ini, manusia terbagi kepada tiga jenis:

Pertama, Orang-orang yang dikalahkan oleh ambisi akhirat sehingga mereka bekerja untuk dunia menurut kacamata akhirat dan menyadari bahwa dunia hanyalah jembatan yang membawa mereka sampai ke akhirat.


Ke dua, Orang-orang yang dikalahkan oleh cinta dunia hingga akhirat terlupakan oleh mereka, dan ambisi dunia telah menyibukkan hati mereka.

Ke tiga, Orang-orang yang disibukkan oleh dunia dan juga akhirat. Mereka ini adalah para pencampur-aduk urusan, dan betapa banyaknya manusia tipe seperti ini di zaman sekarang. Mereka berada dalam posisi yang tidak aman bahkan dalam bahaya.

Kriteria Orang yang Memiliki Ambisi Akhirat

a. Memiliki Rasa Takut dan Sedih.
Sekalipun mereka berharap akan rahmat Allah subhanahu wata'ala dan ta'at kepada-Nya, hanya saja mereka tidak terpaku pada hal itu saja. Mereka dilanda kesedihan atas segala hal yang telah disia-siakan dan menyesali dosa yang dilakukan sekalipun hanya sepele. Mereka selalu dalam kondisi sadar dan ingat. Mereka bersedih atas kezhaliman, kekerasan, keterlantaran, keterhinaan dan semua kondisi yang dialami kaum muslimin. Dan yang paling mereka takutkan adalah buruknya akhir hidup (Su`ul Khatimah).
Sufyan ats-Tsaury berkata, "Aku takut kalau tercatat di Lauh al-Mahfuzh sebagai orang yang sengsara, aku takut terampas iman ketika akan mati."
Kesedihan itu membawa mereka untuk kembali kepada Allah subhanahu wata'ala dan menyucikan diri dari segala dosa. Mereka selalu sedih bila melakukan suatu perbuatan dosa hingga dapat melakukan suatu kebaikan yang menghapusnya. Namun orang yang gandrung dengan dunia, semua kesedihan-kesedihan dan ambisinya hanyalah demi dunia.

b. Terus Beramal untuk Akhirat.
Kesedihan mereka karena ambisi akhirat, rasa takut dan ingat mati tidak pernah menahan tangis di rumah-rumah mereka atas diri mereka. Rasa takut mendorong mereka untuk menambah frekuensi amal shalih. Sedangkan orang yang merasa aman, tergoda dan terpedaya dengan amalannya, dikuasai oleh sifat malas dan berandai-andai serta kurang memiliki sifat wara' karena mengandal kan perma'afan Rabb-nya semata.

c. Tersentuh dengan Pemandangan Kematian dan Selalu Mengingatnya.
Kondisi ini menyebabkan hati mereka hidup sebab mereka mengaitkan semua apa yang mereka lihat di dunia dengan akhirat. Hal yang paling menyentuh hati mereka adalah pemandangan kematian dan saat-saat sekarat.
Lain halnya dengan orang-orang yang ambisinya hanya dunia dan hati mereka sudah keras, mereka tidak mau mendengar kematian disebut bahkan merasa terganggu karena mengira dapat lolos dari kematian. Al-Qur'an menolak anggapan orang yang berpikiran seperti ini,(baca: QS. Al-Jumu'ah:8).

Faktor-Faktor yang Menghalangi Perhatian terhadap Akhirat

a. Mengejar Dunia dan Antusias Terhadapnya.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa sibuk dengan urusan dunia merupakan faktor paling besar yang dapat menyebabkan lemahnya persiapan untuk melakukan amalan setelah mati. Yang dicela dari hal ini bilamana kesibukan-kesibukan duniawi itu semata-mata menjadi tujuan; dicinta dan dipatuhi selain Allah subhanahu wata'ala.

b. Tidak Mau Mengingat Kematian dan Dahsyatnya Kiamat.
Tidak pernah terlintas sedikit pun di pikiran orang-orang yang gandrung dengan dunia ini pemandangan akhirat, mengingat mati dan setelahnya. Hal ini membuat mereka menyia-nyiakan waktu dan umur.

c. Terpedaya dengan Kesehatan Jasmani.
Di antara orang-orang yang gandrung dengan dunia ada yang terpedaya dengan kesehatan jasmani dan masa mudanya. Mereka tidak menyadari bahwa kesehatan itu hanya pinjaman dan barangkali pinjaman itu harus dikembalikan, sementara ruh masih berada di dalam jasad. Bila yang terpedaya dengan kesehatannya ini adalah orang yang memiliki jabatan dan kekayaan, tentu ia akan bertambah lupa terhadap akhirat dan lalai untuk meraih perbekalannya.


Readmore »»

Hikmah & Pentingnya Tidur Siang

Tidur adalah salah satu dari bukti kebesaran Sang Pencipta Tabaraka Wata’ala. Namun, mengapakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk tidur sebentar di siang hari? Adakah hikmah secara ilmiyah yang terkandung dalam hal tersebut? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan kita untuk tidur sebentar di siang hari. Beliau bersabda :

“Lakukanlah Qailulah (tidur siang), karena sesungguhnya syetan itu tidak melakukan qailulah” (HR. Ath-Thabrani)

Penelitian ilmiah yang baru telah menunjukkan bahwa tidur siangnya seseorang waktu kerja bisa mengurangi resiko masalah jantung yang berbahaya, dan mungkin fatal. Para peneliti mengatakan bahwa tidur siang (qailulah) di tempat kerja bermanfaat bagi jantung, karena bisa mengurangi stress dan goncangan jiwa, dimana pekerjaan adalah merupakan sumber utama stres.

Pada penelitian yang lain, para ilmuwan menekankan bahwa tidur siang sangatlah penting, agar seseorang bisa mengganti yang kurang dari tidur malamnya. Tidur malam tidaklah cukup dan terkadang bisa berbahaya kalau waktunya terlalu lama. Oleh karena itu para dokter menyarankan untuk bangun malam disertai dengan melakukan sedikit kegiatan dan agar tidak tidur dengan waktu yang lama, karena itu bisa membahayakan jantung.

Marilah kita renungkan hikmah Nabi yang indah dalam hal tidur siang ini dan renungkanlah ayat yang mulia berikut ini yang telah mengabarkan kepada kita tentang bukti kebesaran Allah pada tidur di malam dan siang hari. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Ruum :23)

Wallahu A’lam

Dikutip dari http://artikelassunnah.blogspot.com
Readmore »»

Demi Masa

Detik-Detik Berharga

Pesan Pejuang Kehidupan

Assalamualaikum. Ahlan Wa Sahlan di Blog Catatan Pejuang Kehidupan. Silahkan Beri Kesan & Pesan. Terima Kasih Atas Kunjungannya

Buku Tamu

Blog Statistic

Follower Blog

Pengunjung Blog