Monday 15 February 2010

Wahai Penuntut Ilmu

20:11 by Thalabul Ilmi Al Makassary ·
Labels:

Bagi kita yang telah menjadikan menuntut ilmu sebagai sebuah pilihan hidup, apakah itu sekolah, kuliah, maupun bentuk pendidikan yang lainnya, menuntut ilmu telah menjadi bagian dari kehidupan ini. Entah berapa banyak di antara kita yang memilihnya sebagai sebuah kebutuhan. Berapa banyak pula di antara kita yang memilihnya sebagai sebuah rutinitas hidup. Atau berapa banyak di antara kita yang memilihnya sebagai sebuah panggilan hati. Hingga kita pun menjalaninya sesuai dengan tujuan kita masing-masing.

Sejatinya sebagai seorang penuntut ilmu kita harus memahami hakikat sesungguhnya dari menuntut ilmu. Banyak di antara kita yang memahami menuntut ilmu hanya sebatas untuk memperoleh nilai, gelar, status, kedudukan atau sebagai penunjang penghidupan yang layak. Pada akhirnya, aktivitas menuntut ilmu yang kita lakukan hanya sebatas untuk hal itu. Padahal sesungguhnya, hakikat menuntut ilmu itu selaras dengan fitrah manusia yang memiliki nilai yang begitu tinggi dibandingkan dengan hal-hal yang selama ini diinginkan oleh kebanyakan manusia dalam menuntut ilmu.


Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik di antara makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Manusia dikaruniai oleh Allah tiga hal yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Tiga hal tersebut adalah akal, hati dan nafsu yang dikaruniakan sejalan dengan tujuan penciptaan manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

Dengan demikian, manusia dalam menggunakan ketiga karunia Allah tersebut untuk mengembangkan kehidupannya maka ilmu menjadi sebuah hal yang penting. Sebagai makhluk berakal manusia mempunyai kebutuhan terhadap ilmu. Dalam setiap aktivitasnya tentunya manusia harus memiliki ilmu dalam menjalaninya. Tanpa ilmu niscaya aktivitas-aktivitas itu tidak akan berjalan dengan baik dan akan menimbulkan masalah.

Lebih daripada itu, ilmu dibutuhkan manusia untuk memahami hakikat keberadaannya di dunia ini. Hal itu sesungguhnya merupakan hal yang paling esensial bagi kehidupan manusia. Hanya dengan memahami hakikat keberadaan kita di dunia maka tujuan hidup akan tercapai dan kebahagian hakiki yaitu keselamatan di dunia dan akhirat dapat diraih. Hakikat keberadaan manusia mustahil dipahami apabila tidak dengan ilmu.

Hakikat keberadaan manusia di muka bumi ini adalah sebagai hamba dan khalifahnya. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah, untuk menjadi wakil Allah memelihara dan memakmurkan bumi ini. Inilah fitrah manusia dan manusia akan memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Untuk menjalani fitrah ini, manusia diberikan petunjuk oleh Allah, itulah Al Qur’an. Dalam Al Qur’an ada petunjuk untuk mengenal Allah, bagaimana menyembah Allah, perintah dan larangan untuk manusia serta berbagai petunjuk dalam menjalani hidupnya yang pada intinya adalah bagaimana manusia itu dapat menjalani fitrahnya sebagai hamba dan khalifah Allah sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, hendaknya setiap dari diri kita, para penuntut ilmu yang telah memilih jalan ini, dalam menuntut ilmu dilakukan sesuai dengan hakikat menuntut ilmu yang sejalan dengan fitrah kita. Dengan cara inilah kita akan memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup yang didambakan oleh setiap manusia. Hal itupun dapat dicapai apabila kita menuntut ilmu dengan menggunakan tiga hal yang telah dikaruniakan oleh Allah, akal, hati dan nafsu dan hatilah yang menjadi pengontrol dan penyeimbang akal dan nafsu.

Betapa banyak fenomena yang terjadi adalah aktifitas menuntut ilmu selama ini telah banyak mengalami penyimpangan dari hakikatnya. Ketika aktifitas menuntut ilmu hanya berdasarkan akal dan nafsu semata tanpa dikontrol oleh hati maka menuntut ilmu hanya dilakukan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya duniawi seperti untuk gelar, kedudukan, harta yang pada akhirnya manusia-manusia yang menuntut ilmu dengan cara seperti itu hanya akan mendapatkan sesuatu yang semu sebagaimana dunia ini bersifat fatamorgana belaka. Betapa banyak pula kemudian manusia-manusia ini tidak memperoleh kebahagiaan hidup yang sebenarnya baik itu di dunia apalagi akhirnya memperoleh kesengsaraan di akhirat.

0 comments:

Post a Comment

Demi Masa

Detik-Detik Berharga

Pesan Pejuang Kehidupan

Assalamualaikum. Ahlan Wa Sahlan di Blog Catatan Pejuang Kehidupan. Silahkan Beri Kesan & Pesan. Terima Kasih Atas Kunjungannya

Buku Tamu

Blog Statistic

Follower Blog

Pengunjung Blog